Seiring berjalannya waktu, orang kalo pacaran pasti makin lama, semakin mengenal pasangannya. Kadang-kadang, bisa bikin makin sayang. Tapi nggak jarang yang makin ketemu, malah makin banyak nggak cocoknya. Yang awalnya pengen nempel terus kayak perangko (halah!), lama-lama jadi gerah karena keseringan ketemu.
Tapi parahnya, kalo pacaran udah males, tapi mau putus sayang juga. Nah, kasus kayak begini yang bikin keluar kata-kata, "Kita break aja dulu." Nah, sekarang pertanyaannya; bijaksana nggak sih keputusan ini? Apa bisa jadi solusi, atau malah memperkeruh hubungan? Jangan-jangan bisa putus beneran.
Jangan janji
Beberapa pihak bilang, rehat sementara dari suatu hubungan, cuma fase sebelum akhirnya putus beneran. Karena, setelah terucap kalimat itu, biasanya yang ada suatu pasangan malah makin menjauh.
Malah terkadang, kata break itu juga adalah cara untuk memutuskan pacar secara halus. Karena nggak tega bilang putus, jadilah dipercantik "kosakatanya".
Well, kalo bisa sih, jangan sampelah kejadian kayak begitu. Kalo emang kita udah merasa ini waktunya putus, bilang aja sejujurnya. Karena, kalo kita memutuskan suatu hubungan dengan memakai kata-kata itu, sama saja artinya dengan masih memberikan harapan untuk bisa balik lagi. Sementara ingat, don't make promises that you can't keep.
Introspeksi
Tapi, nggak selamanya juga break itu sesuatu yang negatif. Namanya juga anak muda (ehem!), wajar kalo sesekali merasa jenuh. Dan terkadang, ada baiknya kalo kita nggak terlalu terikat dengan pacar. Alasan paling klise; umur masih panjang, masih banyak yang harus dicoba.
Maksud diatas, bukan lantas berarti pacaran sebanyak-banyaknya. Yang harus dicoba, bisa berbentuk pengalaman. Apakah itu being single, atau yang lainnya. Misalnya, fokus ke hal-hal yang lain. Terserah.
Yap. Break juga bisa menjadi tahap refreshing dari rutinitas suatu hubungan pacaran. Selagi break -selain mencari pengalaman baru-, kita juga bisa menggunakan waktu untuk mengintrospeksi diri sendiri, dan juga hubungan itu. Kita jadi punya waktu untuk berpikir lebih jernih tentang kesalahan di hubungan, dan apakah hubungan layak untuk diteruskan lagi.
Nah, kalo tadi udah disebut banyak kasus dari break jadi putus beneran, ada juga sebaliknya. Nggak jarang, setelah break suatu pasangan jadi sadar kalo masih sayang. Dan ibarat kesempatan kedua, dengan break kita malah bisa menjalani hubungan dengan lebih baik lagi.
So, taking a break doesn't always mean breaking up for good. Jadi, jangan menganggap itu sebagai akhir. Tapi, bisa jadi "liburan", atau malah permulaan baru. Sip kan? (wi)
Tapi parahnya, kalo pacaran udah males, tapi mau putus sayang juga. Nah, kasus kayak begini yang bikin keluar kata-kata, "Kita break aja dulu." Nah, sekarang pertanyaannya; bijaksana nggak sih keputusan ini? Apa bisa jadi solusi, atau malah memperkeruh hubungan? Jangan-jangan bisa putus beneran.
Jangan janji
Beberapa pihak bilang, rehat sementara dari suatu hubungan, cuma fase sebelum akhirnya putus beneran. Karena, setelah terucap kalimat itu, biasanya yang ada suatu pasangan malah makin menjauh.
Malah terkadang, kata break itu juga adalah cara untuk memutuskan pacar secara halus. Karena nggak tega bilang putus, jadilah dipercantik "kosakatanya".
Well, kalo bisa sih, jangan sampelah kejadian kayak begitu. Kalo emang kita udah merasa ini waktunya putus, bilang aja sejujurnya. Karena, kalo kita memutuskan suatu hubungan dengan memakai kata-kata itu, sama saja artinya dengan masih memberikan harapan untuk bisa balik lagi. Sementara ingat, don't make promises that you can't keep.
Introspeksi
Tapi, nggak selamanya juga break itu sesuatu yang negatif. Namanya juga anak muda (ehem!), wajar kalo sesekali merasa jenuh. Dan terkadang, ada baiknya kalo kita nggak terlalu terikat dengan pacar. Alasan paling klise; umur masih panjang, masih banyak yang harus dicoba.
Maksud diatas, bukan lantas berarti pacaran sebanyak-banyaknya. Yang harus dicoba, bisa berbentuk pengalaman. Apakah itu being single, atau yang lainnya. Misalnya, fokus ke hal-hal yang lain. Terserah.
Yap. Break juga bisa menjadi tahap refreshing dari rutinitas suatu hubungan pacaran. Selagi break -selain mencari pengalaman baru-, kita juga bisa menggunakan waktu untuk mengintrospeksi diri sendiri, dan juga hubungan itu. Kita jadi punya waktu untuk berpikir lebih jernih tentang kesalahan di hubungan, dan apakah hubungan layak untuk diteruskan lagi.
Nah, kalo tadi udah disebut banyak kasus dari break jadi putus beneran, ada juga sebaliknya. Nggak jarang, setelah break suatu pasangan jadi sadar kalo masih sayang. Dan ibarat kesempatan kedua, dengan break kita malah bisa menjalani hubungan dengan lebih baik lagi.
So, taking a break doesn't always mean breaking up for good. Jadi, jangan menganggap itu sebagai akhir. Tapi, bisa jadi "liburan", atau malah permulaan baru. Sip kan? (wi)
Komentar
Posting Komentar